Pengertian Serat Wedhatama
Serat Wedhatama merupakan suatu karya sastra masyarakat Jawa. Serat ini berasal dari kata "serat" yang memiliki arti tulisan, "wedha" yang memiliki arti ilmu/ajaran, dan "tama" yang memiliki arti kebaikan. Sehingga dapat dilihat bahwa pengertian dari serat wedhatama merupakan ilmu yang diajarkan dalam bentuk tulisan yang menjelaskan tentang perilaku manusia menjaga kebaikan dan berbudi pekerti luhur. Serat Wedhatama dapat digunakan sebagai pedoman anak-anak dalam membentuk karakter berkepribadian luhur dan spiritualis.
Pengertian Serat Wedhatama Dan 5 Serat Wedhatama Dan Contohnya |
Didalam serat wedhatama terdapat memuat 500 bait yang berisi 5 tembang Macapat, dengan aturan yang digunakan pada masing-masing tembangnya. Tembang-tembang tersebut sering disebut dengan "pupuh", hal ini digunakan untuk membedakannya dengan tembang Macapat. Disisi lain kata pupuh memiliki arti "sambungan", maksudnya setiap pupuh pada serat wedhatama saling bersambungan di dalam satu serat.
5 Serat Wedhatama
Adapun macam-macam pupuh yang dimaksud, adalah:
- Pupuh Pangkur (14 pupuh, Bait ke: 1 - 14).
- Pupuh Sinom (18 pupuh, Bait ke: 15 - 32).
- Pupuh Pucung (15 pupuh, Bait ke: 33 - 47).
- Pupuh Gambuh (35 pupuh, Bait ke: 48 - 82).
- Pupuh Kinanthi (18 pupuh, Bait ke: 83 - 100).
Contoh Pupuh Gambuh
Pupuh Gambuh dalam Serat Wedhatama terdapat pada bait ke 48-82. Kita akan mengambil 3 bait lalu dijabarkan arti beserta kesimpulannya:
Bait ke-48. yang berjudul "Sembah Catur"
Samengko ingsun tutur,
Saat ini saya memberi nasihat
sembah catur supaya lumuntur,
empat macam ibadah supaya kamu paham,
dhihin raga, cipta, jiwa, rasa, kaki,
yaitu jasad, cipta, jiwa (ruh) dan rasa,
ing kono lamun tinemu,
di sana akan ditemukan,
tandha nugrahaning Manon.
tanda-tanda anugrah dari yang Maha Kuasa.
Kesimpulan: Jika kita ingin mengetahui tanda-tanda anugerah dari Tuhan, kita harus memahami empat macam ibadah yaitu jasad, cipta, rasa dan jiwa.
Bait ke-49, yang memiliki judul "Sembah Raga"
Sembah raga punika,
ibadah tubuh adalah,
pakartine wong amagang laku,
perbuatannya orang yang melakukan perjalanan,
sesucine asarana saking warih,
dengan bersuci menggunakan sarana air,
kang wus lumrah limang wektu,
yang sudah terbiasa dengan ibadah lima waktu
wantu wataking weweton.
bersifat menuruti aturan dan rukun.
Kesimpulan: Melakukan ibadah tubuh dilakukan sebayak lima waktu dengan cara membasuh diri dengan air. Jika sudah terbiasa akan membentuk sifat kita menjadi taat beribadah.
Bait ke-50, yang berjudul "Sarengate Elok-Elok"
Inguni uni durung,
Zaman dulu belum pernah,
Sinarawung wulang kang sinerung,
diperkenalkan ajaran tentang sembunyi diri,
lagi iki bangsa kas ngetokken anggit,
baru sekarang sekelompok orang mulai memperlihatkan angan-angannya,
mintokken kawignyanipun,
memperlihatkan keahliannya,
sarengate elok-elok.
dengan cara bermacam-macam.
Kesimpulan: Zaman dulu belum pernah diajarkan pelajaran tentang ilmu sembunyi (olah batin atau tenaga dalam). Namun sekarang banyak orang yang berbondong-bondong menunjukkan keahliannya yang bermacam-macam.
Sekian artikel mengenai Pengertian Serat Wedhatama Dan 5 Serat Wedhatama Dan Contohnya dari Konsep Edukasi semoga dapat bermanfaat dan membantu kamu yang sedang mempelajari Serat Wedhatama di Bahasa Jawa.
Baca Juga :
Menelaah Serat Wulangreh Pupuh Maskumambang Beserta Arti
0 Komentar