Pada artikel edukasi kali ini Konsep Edukasi akan berbagi informasi mengenai materi Bahasa Jawa yaitu salah satu Tembang Macapat Asmarandana.
|
Materi Tembang Macapat Asmarandana, Watak, Guru, Dan Contoh Lengkap |
Tentang Tembang Macapat Asmarandana
Tegese tembang asmaradana yaiku saking tembung “asmoro” tegese asmara lan tresna, saking tembung “dhana” tegese murub. Tembang asmaradana adalah jenis tembang yang menceritakan kehidupan manusia ketika sedang kasmaran dengan lawan jenisnya.
Tembang Asmaradana memiliki Guru Gatra: 7 baris setiap bait (Artinya tembang Asmaradana ini memiliki 7 larik atau baris kalimat).
Pembuat Tembaang Macaapat Asmarandana
Sunan Giri menggunakan Seni untuk menyiarkan Agama Islam. Seni itu berupa seni tembang dan permainan seperti permainan anak-anak jamuran, jelungan, bendi gerit, gula ganti, cublak-cublak suweng, tembang lir-ilir dan lain sebagainya. Ia juga menciptakan gending asmaradhana dan pucung.
Guru Gatra, Lagu dan Wilangan Tembaang Asmarandana
Guru gatra tembang asmaradana adalah 7 larik atau baris di tiap baitnya, sedangkan guru lagunya i, e, a, a, u, a di setiap akhir baris. Sementara itu, guru wilangan tembang asmaradana adalah 8, 8, 8, 8, 7, 8, 8. Jadi, setiap baris pertama terdiri atas 8 suku kata, baris kedua 8 suku kata, dan seterusnya.
Pesan Moral Dan Watak Tembaang Asmarandana
Tembang asmaradana mengajarkan kita untuk mencitai dan menyayangi sesama manusia, namun cinta terhadap manusia tidak boleh melebihi cinta kita terhadap yang Maha Kuasa.
Contoh Tembaang Asmarandana
Contoh Tembang 1: Aja turu soré kaki
Aja turu soré kaki
(jangan tidur terlalu awal atau dini)
Ana Déwa nganglang jagad
(karena ada dewa yang mengelilingi alam raya)
Nyangking bokor kencanané
(ia akan menenteng bokor emasnya)
Isine donga tetulak
(yang berisi doa penolak untuk bala)
Sandhang kelawan pangan
(juga berisi sandang dan pangan)
Yaiku bagéyanipun
(ini adalah bagian untuk)
wong melek sabar narima
(bagi orang yang suka tirakat malam, sabar dan menerima)
Contoh Tembang 2 : Lumrah tumrap wong
Lumrah tumrap wong
(sudah biasa bagi semua orang)
Dumunung sadhengah papan
(yang tinggal di suatu tempat)
Tan ngrasa cukup butuhe
(selalu tidak merasa cukup akan kebutuhannya)
Ngenteni rejeki tiba
(menunggu rezeki tiba)
Lamun tanpa makarya
(tanpa bekerja)
Sengara bisa kepthuk
(Tidak akan dapat rezeki)
Kang mangkono bundhelana
(yang seperti itu, ikatlah (dalam ingatan))
Contoh Tembang 3: Kidung kedresaning kapti
Kidung kedresaning kapti,
Yayah nglamong tanpa mangsa,
Hingan silarja jatine,
Satata samaptaptinya,
Raket rakiting ruksa,
Tahan tumaneming siku,
Karasuk sakeh kasrakat.
(Rangga Warsita, Serat Jayengbaya)
Artinya:
Nyanyian kesungguhan hati,
Seolah meracau tanpa kenal waktu,
Hingga keselamatan yang paling hakiki,
Selalu siap hatinya,
Menghadapi rangkaian gangguan,
Kuat menghadapi kemarahan,
Menerima semua penderitaan.
Contoh Tembang 4: Nandang asmoro ing ati
Nandang asmoro ing ati
( Ketika merasakan cinta di hati)
Nadyan katon ana
( walaupun telihat di mataku)
Kaya edan bebasane
(seperti gila seumpamanya)
Kanggomu aku lila
( untukmu aku tetap rela)
Rasa tresna kang satuhu
( Rasa Cinta yang sejati)
Aku tresna aku tresna
(aku cinta, Aku Cinta
Sekian untuk artikel Bahasa Jawa dari Konsep Edukasi mengenai Materi Tembang Macapat Asmarandana, Watak, Guru, Dan Contoh Lengkap, semoga artikel ini dapat bermanfaat.
Baca Juga Bahasa Jawa Konsep Edukasi Lainnya:
0 Komentar