Paribasan atau peribahasa adalah ungkapan yang sering digunakan dalam bahasa Jawa yang mengandung nasihat atau hikmah. Berikut beberapa contoh paribasan bahasa Jawa beserta artinya:
Materi Paribasan Bahasa Jawa Dan 40 Contohnya
- "Aji Saka tanding, ngawur mring Saka taun." (Tahun sekarang lebih baik dari tahun sebelumnya.)
- "Jalan solo sak kana, jalan susu sak kiri." (Pilih yang benar di sebelah kanan, buang yang salah di sebelah kiri.)
- "Kacang sing ditindak, kanggo tindak olang-olang." (Seseorang yang telah melakukan tindakan buruk akan merasakan dampaknya suatu saat nanti.)
- "Adoh karo bulan, bulan dadi loro, adoh karo wong, wong tetep adoh." (Sama seperti bulan yang selalu bersinar, orang yang baik hati akan tetap baik hati.)
- "Gajah mring pasar, angine lewat." (Orang yang berbicara terlalu banyak, akan kehilangan kepercayaan orang lain.)
- "Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani." (Berdasarkan yang sudah lalu, membangun yang sekarang, menghadapi yang akan datang.)
- "Lemas ambek ngalih panggonan, nesu ngempel tengah jalan." (Kehilangan tempat tinggal itu sulit, tetapi menempati tengah jalan lebih sulit lagi.)
- "Semen bakal sembrono, ora bakal ngomong ngeyel." (Orang yang berbicara terlalu banyak cenderung membuat kesalahan.)
- "Awaning sari, manis amarga riris. Cethaning wangi, riris amarga cetha." (Keindahan dapat mengelabui, dan keharuman membuat seseorang mudah berubah.)
- "Tondo tumpuk, tani tiyang, saiki tani tiyang, tondo tumpuk." (Kita harus berhemat dan bekerja keras agar masa depan kita lebih baik.)
- "Sirna ilang kertaning bumi." (Segala sesuatu di dunia ini sementara dan akan lenyap.)
- "Tonggo menyang ngemper." (Membawa batu ke gunung.)
- "Adoh adoh tansah." (Hati-hati dalam berbicara, jangan gegabah.)
- "Cetha mulih janma, tut wuri handayani." (Kembali ke akar, tapi jangan melupakan yang telah terjadi.)
- "Linggis sedo, gading ijo." (Bicara manis, hati tajam.)
- "Manis sepisan, mring wewarah." (Perbuatan baik akan mendatangkan kebaikan.)
- "Mangan ora biso ngisor lanangan." (Makan tidak bisa di bawah ranting pohon, harus bekerja keras.)
- "Nggambel nggambil, nek ora dadi sampun." (Berusaha sebaik mungkin, walaupun belum tentu berhasil.)
- "Ora kena loh, kelih kena gingsir." (Tidak melihat pelemparan, tetapi melihat ketangkapannya.)
- "Yen kang dhuwe sumelang, ora lali mangan." (Orang yang memiliki mata jangan lupa makan.)
- "Wus bhakti mring Gusti Allah, tandha karsa mring sepuh." (Setelah berbakti kepada Tuhan, maka kita dapat melanjutkan ke arah yang bijaksana.)
- "Karuhun ketu, urip betah." (Menyayangi keluarga, hidup bahagia.)
- "Ranting kecil, kayu menggantung." (Dari yang kecil bisa jadi besar.)
- "Sing biso, kelu, sing ora biso, nyulup." (Orang yang mampu membayar utang, tetapi yang tidak bisa, melarikan diri.)
- "Bapa anteng, nggawe janten." (Orang yang tenang hatinya akan mencapai kesuksesan.)
- "Ora nggawa, ora nguna." (Tanpa usaha, tidak ada hasil.)
- "Wani mati, luruh tanpa manis." (Berani mati, tapi akhirnya tidak membuahkan hasil yang baik.)
- "Gadon, gadon ngaranya, nanging sejatine bungah." (Terlihat sulit, tetapi pada akhirnya akan menghasilkan kebahagiaan.)
- "Karepe sejati, palapa." (Harapan yang sejati membutuhkan kesabaran.)
- "Ora karuan, ketakutan." (Tidak bisa tenang, selalu khawatir.)
- "Kumpul kebo, rama yang penting." (Bergabung dengan orang yang tepat lebih penting daripada banyaknya teman.)
- "Sing katundha, mring katangtuh." (Yang didengar harus diingat.)
- "Ngayogyakarta hadiningrat, surakarta hadiningrat." (Yogyakarta memiliki kerajaan, Surakarta juga memiliki kerajaan.)
- "Bali lintang, serat wulang, kang kanggo jumbuh rara." (Melentang, melentung, untuk tumbuh yang indah.)
- "Adat pepatih, jumeneng pepatih." (Berpegang pada adat, menjadi seorang pemimpin yang baik.)
- "Pindha-pindha utawa ganti pindha." (Berpindah-pindah atau mengganti-ganti.)
- "Lenga-langkah pethak, kang kanggo bahan kang pancal." (Lamban, langkah hati-hati untuk menghindari kesalahan.)
- "Saparangir, enom." (Dalam hal apapun, selalu ingat etika.)
- "Rabi nanging semu." (Menikah tetapi berpura-pura.)
- "Lanang, sakit, tresna." (Pria, sakit, cinta, pria mencintai
Sekian Materi Paribasan Bahasa Jawa dan 40 Contohnya semoga artikel dari KonsepEdukasi ini dapat bermanfaat dan membantu kamu yang sedang mempelajari Paribasan atau Peribahasa Bahasa Jawa.
Baca Juga Bahasa Jawa Konsep Edukasi Lainnya:
0 Komentar